Kapitalisme Profesi: Anda Siapa, Saya Siapa

Kapitalisme telah mereduksi identitas kemanusiaan, kapitalisme telah memberikan gambaran pengenalan terhadap individu lain sebatas apa yang bisa dilakukan dan seberapa banyak nilai uang yang bisa dihasilkan
Sejak sekolah dasar kita atau sebahagian dari kita mungkin pernah diberikan pertanyaan apa cita-cita yang ingin anda capai...?. Banyak yang memberikan jawaban sesuai dengan profesi yang 9dianggap luar biasa. Namun inti dari setiap profesi yang kita utarakan ialah sebuah kesuksesan.
Pemaknaan dari sebuah kesuksesan ialah memiliki banyak uang dan jabatan yang tinggi.
Menjadi sukses telah didoktrinkan sejak kita anak-anak mulai dari orang tua kita, guru-guru kita bahkan masyarakat disekeliling kita bahkan telah memberikan gambaran identitas bahwa kesuksesan artinya sebuah penghormatan. Memang dalam konteks ini tidak ada yang salah bahkan kita semua menginginkan kesuksesan, namun pernahkah kita melihat realitas yang terjadi pada hari ini seberapa banyak orang yang mencintai pekerjaannya? Tidak banyak!. Banyak dari mereka bahkan mengeluh mengenai pekerjaan yang telah menjadi rutinitas kehidupan, namun apa daya sebuah tuntutan kesuksesan mengharuskan kita bertahan pada kondisi yang sedemikian.
Identitas manusia tidak hanya persoalan kerja dan pekerjaan namun telah merambah kewilayah akselerasi diri, manusia akan dinyatakan mampu bergaya/trendy ketika mampu menampilkan salah satu ataupun semua yang melekat pada badannya adalah barang bermerek. Pada kondisi ini kita tidak lagi mampu menemukan pembeda antara keinginan dan kebutuhan. Keinginan manusia telah telah berbaur bahkan dalam kondisi yang lebih parah kebutuhan sama dengan keinginan. Namun tuntutan kebutuhan akan aktualisasi diri yang hal ini dalam teori Abraham Maslow telah menempatkannya dalam piramida kebutuhan tertinggi menjadi terbukti adanya kita bahkan men aleniasi diri dengan adat dan kebudayaan kita bahkan agama yang seharusnya menjadi  Azas kehidupan tak luput dari pembenaran-pembenaran demi aktualisasi yang semu. Manusia sebagai objek dan subjek sejarah telah melahirkan sebuah bentuk tatanan sosial yang ber kasta. Pada zaman dulu sistem feodal masih menjadi pembeda dalam pengenalan identitas sosial, namun seiring perkembangan kapitalisme identitas sosial itu kini berubah menjadi identifikasi sosial yang materialistik. Kondisi ini tetap subur karena didukung oleh para pemilik modal melalui kampanye iklan dan pendidikan sehinga sadar maupun tidak kita sendiri menjadi subjek sejarah kapitalisme.
Manusia secara naluriah ialah mahluk Egois, namun dalam konteks kapitalisme telah te-reduksi menjadi mahluk oportunis yaitu mahluk yang bertindak berdasar keuntungan semata. Hal ini menimbulkan ketidak pekaan  sosial bahkan dalam kondisi yang lebih buruk kita tidak lagi mengenal dan memahami diri kita sendiri.
 Kapitalisme telah membuat kita semua tenggelam dan ikut terseret dalam deras arusnya sehingga kita telah teraleniasi dengan kemanusiaa, tidak lagi mengenal makna kehidupan, namun telah beralih menjadi Harga Kehidupan semua telah dihitung berdasarkan Nilai/Harga bukan lagi Nilai/values kita telah terjebak diarus yang akan membawa ke juran pemahaman "Anda siapa dan saya  Siapa"

Belum ada Komentar untuk "Kapitalisme Profesi: Anda Siapa, Saya Siapa"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel